
Perempuan perlu menjadwalkan cek kesehatan sesuai tahapan usia dan kondisi tubuh. Hal ini penting untuk deteksi dini, pencegahan, hingga meningkatkan peluang sembuh jika ada masalah kesehatan reproduksi.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Siloam Mampang dr. Chakti Ari Swastika, Sp.OG menjelaskan, ada empat fase utama dalam kehidupan perempuan yang memerlukan perhatian khusus terhadap kesehatan reproduksi.
4 Fase Kehidupan Perempuan untuk Cek Kesehatan Reproduksi
Berikut empat fase yang mengharuskan perempuan cek kesehatan reproduksi. Simak penjelasannya.
1. Fase Remaja (Usia 10–15 Tahun)
Pemeriksaan kesehatan reproduksi dapat dimulai sejak awal remaja, terutama saat perempuan mulai mengalami menstruasi.
“Cek kesehatan reproduksi di usia remaja untuk mengetahui apakah di awal menstruasi siklusnya sudah tepat atau belum,” ujar Chakti dalam talkshow Kartini Kini 2025 Dengarkan Tubuhmu, di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).
Selain itu, pada usia ini remaja juga bisa diberikan vaksin HPV sebagai langkah pencegahan terhadap kanker serviks yang banyak menyerang perempuan.
2. Sudah aktif berhubungan seksual (Usia 20–30 Tahun)
Di usia ini, banyak perempuan yang sudah aktif berhubungan seksual sehingga penting untuk lebih rutin memeriksa kesehatan reproduksi.
Bahkan jika aktif seksual sejak usia di bawah 20 tahun, pemeriksaan tetap dianjurkan sesegera mungkin.
“Salah satu faktor risiko beberapa penyakit reproduksi itu karena sudah berhubungan seks. Jadi untuk memastikan infeksi menular seksual harus periksa ke dokter,” kata dia.
Jenis pemeriksaan yang disarankan antara lain skrining infeksi menular seksual, pap smear, dan tes HPV.
Bila hasilnya baik, tes ini bisa dilakukan setiap lima tahun sekali atau setahun sekali agar lebih akurat.
3. Usia reproduksi (25–45 Tahun)
Pada fase ini, mayoritas perempuan berada dalam tahap perencanaan kehamilan atau justru menundanya dengan program kontrasepsi.
Chakti mengimbau untuk berkonsultasi dengan dokter sesuai dengan tujuan agar organ reproduksi tetap sehat dan aman sesuai anjurannya.
“Biasanya usia reproduksi ini, pasien yang paling sering itu merencanakan kehamilan, atau menunda dengan program kontrasepsi,” jelas Chakti.
4. Menuju masa menopause (di atas 45 tahun)
Fase menjelang menopause ditandai dengan berbagai perubahan fisik dan hormonal. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter menjadi sangat penting.
“Saat menuju menopause itu banyak sekali perubahan pada diri perempuan, maka sangat penting untuk cek kesehatan reproduksi,” pungkasnya.
Perempuan juga perlu berdiskusi dengan dokter terkait tanda-tanda menopause, penyesuaian gaya hidup, dan persiapan kesehatan jangka panjang.